Interaksi sistem bumi merupakan opsi yang penting dalam ilmu kebumian. Fokus pada aspek bumi padat, seperti geologi, geomorfologi, geodesi, geofisika dan proses-proses yang terkait, dapat membantu memahami bagaimana kegiatan manusia dan perubahan lingkungan mempengaruhi sistem kebumian secara keseluruhan.
Dalam konteks perubahan iklim, isu-isu yang muncul termasuk:
Perubahan Geologi: Aktivitas manusia, seperti penambangan dan pembangunan infrastruktur, dapat mempengaruhi kestabilan tanah dan memicu tanah longsor serta bencana geologi lainnya.
Dampak Perubahan Iklim: Perubahan suhu dan pola curah hujan dapat mempengaruhi proses erosi, sedimentasi, serta stabilitas lereng. Hal ini dapat menyebabkan masalah di wilayah yang sebelumnya stabil.
Mitigasi dan Adaptasi: Dalam menghadapi perubahan iklim, penting untuk mengembangkan strategi mitigasi yang melibatkan pengelolaan lahan secara berkelanjutan dan restorasi ekosistem. Adaptasi juga bisa meliputi perencanaan tata ruang yang mempertimbangkan risiko bencana.
Transisi Energi: Peralihan dari sumber energi fosil ke energi terbarukan tidak hanya berdampak pada atmosfer dan laut, tetapi juga pada penggunaan lahan dan praktik pertambangan. Ini menyangkut bagaimana energi baru dapat diintegrasikan tanpa merusak ekosistem bumi padat.
Keterkaitan dengan Atmosfer dan Laut: Meskipun fokus utama adalah pada bumi padat, penting untuk mengakui interaksi yang erat dengan atmosfer dan lautan. Misalnya, perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global berdampak pada pola cuaca dan, pada gilirannya, dapat mempengaruhi proses geologis di permukaan bumi.
Melalui pembelajaran di prodi Sains Kebumian sub-bidang Interaksi Sistem Bumi, mahasiswa dapat menggali lebih dalam bagaimana mengatasi isu-isu ini, serta memahami pentingnya keterkaitan antara berbagai komponen sistem kebumian dalam konteks global yang lebih luas.